Klaten, 5 Oktober 2024 – Guna mendukung dan menyukseskan proyek Jembatan Pandansimo, Futake Indonesia secara resmi menjadi mitra untuk pengadaan manhole, deck drain dan railing jembatan. Jembatan Pandansimo akan menghubungkan Jalur Pansela Bantul. Tepatnya, jalur yang ada di Kapanewon Srandakan, Bantul dengan Kabupaten Kulonprogo.
Futake Indonesia memiliki pengalaman lebih dari 3 tahun di bidang manufaktur yang menyediakan beragam produk turunan logam. Mengandalkan pengalaman, QC ketat dan penggunaan bahan baku kualitas terbaik, Futake Indonesia menghadirkan produk terbaik untuk proyek Jembatan Pandansimo.
Keamanan dan Cegah Genangan Air pada Jembatan Pandansimo
Produk deck drain dan manhole berfungsi untuk menjaga agar sistem drainase pada Jembatan Pandansimo tetap berfungsi dengan baik.
Penggunaan bahan cast iron membuat deck drain 4 inchi untuk proyek Pandansimo memiliki ketangguhan baik terhadap korosi ataupun perubahan cuaca. Penempatan di area jembatan, mengurangi genangan sehingga membuat jembatan tetap dalam kondisi kering walaupun saat musim hujan sekalipun.
Manhole Jembatan Pandansimo berfungsi untuk menutuk akses ke saluran bawah tanah sehingga dapat memberikan keamanan dan kemudahan saat melakukan inspeksi. Penutup manhole ini dibuat khusus dengan logo Jogja dan dikelilingi motif geometris. Motif yang tampilan yang sarat dengan budaya Jogja membuat manhole tidak hanya fungsional tapi juga sebagai identitas tempat.
Railing Jembatan dan Area Pedestrian
Jembatan Pandansimo memiliki panjang 1,9 km yang membuat jembatan ini sebagai jembatan terpanjang ketiga di Jawa setelah Jembatan Suramadu (5,4 meter) dan Jembatasan Pasupati (2,8 km).
Jembatan Pandansimo akan menjadi jembatan terpanjang ke-3 di Pulau Jawa
Rencananya, jembatan ini akan terdiri dari:
- Jalan pendekat dengan panjang 625 meter
- Slap on pile sepanjang 690 meter
- Jembatan utama sepanjang 675 meter
Tidak hanya itu, jembatan ini juga dirancang memiliki 4 jalur 2 arah. Masing-masing jalur lintasnya memiliki lebar sekitar 3,5 meter.
Menariknya, di sisi kanan kiri jembatan yang mampu menahan beban kendaraan hingga 8,16 ton ini memiliki jalur pedestrian untuk pejalan kaki.
Sebagai pengaman pada sisi kanan kiri jembatan, Futake Indonesia menyediakan railing jembatan yang kokoh.
Konstruksi Anti Gempa Jembatan Pandansimo
Jogja terkenal sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang rawan gempa. Di daerah istimewa ini, terdapat Sesar Opak dan lempeng subduksi yang memicu terjadinya gempa dan potensi tsunami setinggi 8-10 meter. Karena alasan tersebut, Jembatan Pandansimo memiliki konstruksi anti gempa.
Menurut Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah – DI Yogyakarta, Jembatan Pandansimo menggunakan teknologi lead rubber bearing (LRB).
Lead rubber bearing merupakan alat/sistem yang memiiliki rancangan yang bertujuan untuk melindungi bangunan dari gempa. Teknologi ini menggunakan bahan:
- Elastomer (karet)
- Pelat baja berbentuk bundar dengan rongga berisi lead (timbal) di bagian tengahnya.
Dalam pembangunan Jembatan Pandansimo ini , ada 2 struktur yang digunakan, yaitu:
- Slab on pile
- Corugated steel structure (struktur baja bergelombang)
Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dilansir dari Binamarga.pu.go.id, dengan konstruksi tersebut, bangunan jembatan mungkin masih aman jika ada gempa berkekuatan 8-9 SR ataupun tsunami yang jaraknya sekitar 500 meter dari bibir pantai.
Dengan segala persiapan, perencanaan, pengaplikasian dan keterlibatan Futake Indonesia, proyek pembangunan Jembatan Pandansimo diharapkan tidak hanya selesai tepat waktu tapi juga jembatan yang aman dan pengguna.