Setiap pengguna jalan, terutama penyandang disablitas, wajib mendapatkan fasilitas yang layak. Lantas, seperti apa jalur pedestrian ramah difabel dan pejalan kaki yang bisa dikategorikan layak?

Panduan atau pedoman tentang jalan, jalur kendaraan bermotor 2, pejalan kaki, pesepeda, penyandang disabilitas sudah ada pada UU No. 38 Th 2004. Undang-undang ini kemudian diubah beberapa kali dengan adanya UU No. 2 Th 2022.

Ketentuan dalam undang-undang tersebut harus dipahami oleh pemangku kepentingan dalam penyediaan fasilitas pejalan kaki, terutama yang memiliki kebutuhan khusus.

Lalu, bagaimana syarat untuk jalur pejalan kaki berkebutuhan khusus?

Persyaratan Rancangan Pejalan Kaki Penyandang Disabilitas

Ada beberapa persyaratan khusus yang harus Anda pahami, yaitu:

Dimensi Jalur

Ketika membangun rancangan jalur untuk disabilitas,

1. Bagi Pengguna Kursi Roda

  • Memiliki ruang gerak untuk berputar, minimal 1,8 meter.
  • Lebar jalur sekitar 0,9 m.
  • Panjang sekitar 1 meter.
  • Tinggi pegangan, seperti tangga sekitar 0,9 meter sedangkan untuk tombol sekitar 1,2 meter.

2. Bagi Pengguna Tongkat

  • Minimal panjang jarak ke arah depan adalah 0,6 meter.
  • Lebar jalur minimal 0,9-0,96 meter.
  • Tinggi aman jalur, misalnya dari kabel atau baliho minimal adalah 2,5 meter.

3. Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Tuli

  • Lebar jalur minimal 1,85 meter.

Kelandaian Jalur

Dalam membuat jalur pedestrian yang ramah untuk penyandang disabilitas, Anda harus memperhatikan kelandaian jalur. Jalur tidak boleh terlalu menjorok agar tetap aman.

Ketentuan kelandaian untuk jalur penyandang disabilitas, yaitu:

  • Tingkat kelandaian tidak boleh lebih dari 8%.
  • Harus memiliki pegangan tangan, walaupun hanya di 1 sisi.
  • Setiap jalur landai dengan panjang 900, harus ada permukaan datar (bordes) sebagai tempat istirahat.
  • Di awalan dan akhiran area landai dan ramp harus bertekstur, kesat (tidak licin), lengkap dengan jalur pemandu dan memiliki panjang permukaan yang ukurannya sama dengan lebar ramp, yaitu 120 cm.
  • Ketinggian pegangan tangan adalah 0,8 meter dari permukaan tanah. Panjang harus lebih dari area landai awalan dan akhiran dengan jarak minimal adalah 30 cm.
  • Ada 2 lapis pegangan rambat yang menerus di kedua sisi dengan ketinggian 65 cm (anak-anak) dan 80 cm (dewasa) untuk jalur landai.
  • Pegangan rambat harus yang aman, nyaman, permukaannya halus agar aman.
  • Harus memiliki penerangan yang cukup di area landai.

Jalur Pemandu

Butuh jalur pemandu khusus untuk penyandang tuna netra. Jalur yang disebut juga dengan guiding block ini memiliki 2 pola, yaitu:

  • Dot atau kubah yang berarti peringatan. Pola ini berfungsi untuk memberikan peringatan akan adanya perubahan situasi di sekitarnya. Misalnya harus berhenti karena jalur depan sudah tidak aman.
  • Garis yang berfungsi sebagai pengarah atau penunjuk arah. Jika ada pola ini, artinya jalur tersebut aman dan pejalan kaki disabilitas dapat melaju/.berjalan di area tersebut.

Persyaratan penyediaan jalur pemandu adalah:

  • Jalur pemandu harus memiliki ruang bebas minimal selebar 0,6 m dari tepi kiri dan kanan jalur pemandu serta ruang bebas vertikal minimal 2,5 meter.
  • Menggunakan material yang kuat, licin dan warna yang kontras. Misalnya warnanya kuning sesuai ketentuan SNI 8160:2015.
  • Jalur pemnadu berada di bagian minim konfil dengan arus keluar masuk kendaraan atau fasilitas pendukung pejalan kaki.
  • Harus ada pemisah setinggi 1-1,2 meter antara fasilitas pejalan kaki dan areal pekerjaan sementara. Pemisah ini bersifat portable di sepanjang jalur dan harus ada moveable concreate barrier (MCB) atau barikade reflektif.
pemasangan guiding block untuk jalur pemandu
pemasangan guiding block untuk jalur pemandu

3 Hal Penting dalam Rancangan Fasilitas Pejalan Kaki Berkebutuhan Khusus

Selain aksesibilitas jalur pedestrian ramah difabel, ada 3 hal penting lain yang tidak boleh Anda lewatkan, yaitu:

1. Keamanan

Keamanan adalah prioritas utama dalam perancangan fasilitas pejalan kaki. Beberapa elemen keamanan yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Penanda Tactile: Penggunaan penanda tactile (bisa diraba) di permukaan jalan sangat penting bagi penyandang tunanetra. Penanda ini harus diletakkan di tempat-tempat strategis seperti persimpangan jalan, tangga, dan area berbahaya lainnya.
  • Pencahayaan: Pencahayaan yang memadai di jalur pejalan kaki sangat penting untuk memastikan bahwa area tersebut aman digunakan, terutama pada malam hari.
  • Penghalang Fisik: Penghalang seperti pagar atau pembatas jalan harus ditempatkan di lokasi strategis untuk mencegah pejalan kaki, terutama anak-anak dan penyandang disabilitas, dari memasuki area yang berbahaya.

2. Kenyamanan

Kenyamanan juga merupakan faktor penting dalam perancangan fasilitas pejalan kaki. Berikut beberapa cara untuk meningkatkan kenyamanan pengguna:

  • Tempat Duduk: Sediakan tempat duduk yang nyaman dan mudah diakses di sepanjang jalur pejalan kaki. Tempat duduk ini harus dilengkapi dengan sandaran tangan untuk membantu penyandang disabilitas saat duduk atau berdiri.
  • Area Teduh: Tanam pohon atau buat kanopi untuk menyediakan area teduh bagi pejalan kaki, terutama di daerah yang panas.
  • Informasi yang Jelas: Pasang papan informasi yang mudah dibaca dan dipahami oleh semua orang, termasuk penyandang tunanetra. Informasi ini bisa mencakup peta area, petunjuk arah, dan informasi penting lainnya.

3. Inklusi Sosial

Inklusi sosial dalam perancangan fasilitas pejalan kaki memastikan bahwa semua orang merasa diterima dan dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Langkah-langkah yang dapat diambil antara lain:

  • Desain Universal: Mengadopsi prinsip desain universal yang memastikan bahwa semua fasilitas dapat digunakan oleh semua orang tanpa perlu modifikasi khusus.
  • Partisipasi Masyarakat: Libatkan komunitas penyandang disabilitas dalam proses perancangan dan pengambilan keputusan. Ini memastikan bahwa kebutuhan mereka dipertimbangkan dan dipenuhi.
  • Program Edukasi: Mengadakan program edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya fasilitas pejalan kaki yang inklusif dan cara menggunakannya dengan benar.

Sedia Guiding Block untuk Jalur Khusus Penyandang Tuna Netra

sedia guiding block ubin
sedia guiding block ubin harga terjangkau

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Anda butuh produk khusus untuk membuat jalur pemandu agar pedestrian menjadi ramah bagi penyandang disabilitas. Salah satunya adalah penggunaan guiding block atau produk tactile yang tepat.

Guiding block adalah ubin khusus yang dipasang di permukaan jalur pejalan kaki. Ubin ini memiliki tekstur dan pola yang berbeda dari permukaan jalan biasa, sehingga dapat Anda kenali melalui sentuhan kaki atau tongkat oleh penyandang tunanetra.

Seiring berkembangnya zaman, guiding block tidak hanya ada dalam bentuk ubin yang terbuat dari beton tapi juga dari karet dan berbentuk satuan. Beberapa bahan untuk membuat guiding block, yaitu:

  • PVC
  • Aluminium
  • Ubin
  • Stainless steel
  • Komposit
  • Karet
  • TPU

Di Futake Indonesia, guiding block dengan bahan-bahan di atas sudah tersedia lho!

Pilihan guiding block di Futake ada yang berbentuk kotak dan ada yang satuan. Bentuk kotak, baik pola garis ataupun dot cocok untuk Anda yang tidak ingin repot memasang satuan guiding block menjadi pola tertentu sehingga bisa menghemat waktu.

Sedangkan guiding block cocok untuk Anda pasang di jalur pedestrian yang sudah ada. Ini karena Anda hanya perlu melubangi jalur dan kemudian memasang guiding block sesuai peraturan yang berlaku.

Namun, untuk membuat jalur pemandu ini, Anda butuh banyak guiding block. Kabar baiknya, Futake Indonesia menawarkan harga spesial untuk Anda khususnya untuk pembelian pada bulan Agustus 2024.

Jadi, jika ingin mewujudkan impian memiliki jalur pedestrian ramah difabel dengan harga yang sangat terjangkau, hubungi Futake Indonesia sekarang. Klaim promonya yuk!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *