Setiap hari, tempat wisata tak hanya jadi destinasi favorit wisatawan, tapi juga penghasil sampah organik dalam jumlah besar, daun kering, sisa makanan, dan limbah taman yang sering kali berakhir sia-sia. Jika tak dikelola dengan tepat, sampah ini bisa jadi masalah lingkungan serius. Di sinilah mesin pengolah kompos hadir sebagai solusi: mengubah limbah organik menjadi pupuk alami yang bermanfaat, tanpa polusi, tanpa ribet.
Menariknya, komitmen ini juga diambil oleh PT TWC Prambanan, pengelola kawasan Candi Prambanan yang kini mulai bertransformasi ke arah pengelolaan sampah berkelanjutan. Kami punya cerita nyata tentang bagaimana proses pengiriman mesin pengolah kompos ke lokasi wisata bersejarah ini berlangsung. Simak selengkapnya!
Kenalan dengan PT TWC Prambanan
PT Taman Wisata Candi (TWC) adalah perusahaan yang bertanggung jawab atas pengelolaan beberapa situs wisata budaya terbesar di Indonesia, salah satunya Candi Prambanan yang termasuk sebagai salah satu warisan dunia UNESCO yang setiap tahun dikunjungi jutaan wisatawan lokal dan mancanegara. Selain menjaga nilai sejarah, PT TWC juga berkomitmen kuat untuk menjalankan prinsip green tourism atau pariwisata berkelanjutan.
Komitmen ini bukan sekadar jargon. PT TWC mulai menerapkan berbagai langkah nyata untuk menekan dampak lingkungan dari aktivitas wisata, salah satunya dengan mengelola sampah organik secara mandiri.
Sebagai kawasan wisata terbuka dengan lanskap taman yang luas, Prambanan menghasilkan limbah organik setiap hari, seperti dedaunan, rumput, dan sisa tanaman dari kegiatan perawatan taman.
Inilah yang membuat PT TWC tertarik menggunakan mesin pengolah kompos. Mesin ini bukan hanya alat pengolah sampah, tapi juga investasi jangka panjang yang sejalan dengan visi mereka.
Persiapan Pengiriman Mesin Pengolah Sampah
Sebelum proses pengiriman, PT TW Prambanan melakukan pengecekan mesin pengolah kompos di Futake Indonesia (4/2/2025). Ada proses panjang dan detail yang kami jalankan untuk memastikan setiap unit yang dikirim benar-benar siap pakai, aman, dan sesuai kebutuhan lapangan.
Proses dimulai dari tahap produksi. Mesin-mesin dirakit oleh tenaga teknis berpengalaman dengan komponen yang telah terstandarisasi. Setiap unit menjalani serangkaian quality control ketat, mulai dari pengujian fungsi mesin, efisiensi proses pengomposan, hingga daya tahan material terhadap lingkungan kerja luar ruangan.
Setelah lolos uji, tim teknis kami melakukan kalibrasi akhir dan penyesuaian sesuai spesifikasi yang diminta oleh PT TWC. Mesin yang dikirim bukan model generik, Futake Indonesia Klaten sesuaikan dengan volume limbah organik, kebutuhan operasional, dan kondisi lokasi Prambanan.
Proses berikutnya adalah packing dan pengaturan logistik. Mesin diberi pengaman berlapis untuk melindungi komponen dari benturan selama perjalanan. Kami juga menggunakan metode pengangkutan khusus untuk alat berat, dengan standar pengiriman antar daerah yang aman dan efisien.
Dengan persiapan matang ini, kami pastikan mesin sampai di Prambanan dalam kondisi prima dan langsung siap digunakan di lapangan.
Baca Juga
Proses Pengiriman dan Instalasi di Lokasi
Setelah seluruh proses produksi dan quality control selesai, tim Futake Indonesia memulai tahap penting berikutnya: pengiriman mesin pengolah kompos ke klien. Lokasi pengiriman kali ini adalah kantor PT TWC Prambanan, yang berada di dalam kawasan wisata Candi Prambanan, Yogyakarta.
1. Perjalanan pengiriman dimulai dari pabrik Futake Indonesia di Klaten
Dengan menggunakan kendaraan logistik berstandar industri, mesin diangkut dengan hati-hati untuk menjaga kestabilan selama perjalanan. Pengiriman juga dikawal langsung oleh tim teknisi kami, yang bertugas memastikan bahwa proses bongkar muat, pemasangan, hingga uji coba berjalan lancar.
Waktu tempuh menuju kawasan Prambanan memakan waktu sekitar 1–2 jam tergantung kondisi lalu lintas, tapi semua direncanakan secara presisi agar tiba sesuai jadwal yang telah disepakati dengan pihak TWC.
2. Penurunan dan Instalasi Mesin
Sesampainya di lokasi, tim langsung melakukan penurunan mesin. Ukuran mesin yang cukup besar dengan bobot yang cukup berat yang dilakukan oleh tim Futake Indonesia dan dibantu oleh tim PT TWC Prambanan.
Mesin ditempatkan di titik yang telah ditentukan sebelumnya, berdasarkan koordinasi dengan pihak pengelola. Instalasi dilakukan oleh tenaga ahli dari Futake Indonesia, lengkap dengan pengecekan koneksi listrik, kelengkapan mekanik, serta pengujian kinerja awal.
3. Pelatihan ke Operator dari PT TWC Prambanan
Tak berhenti di sana, tim kami juga memberikan pelatihan langsung kepada operator dari PT TWC.
Training ini mencakup cara pengoperasian, perawatan harian, serta troubleshooting dasar. Tujuannya agar pihak TWC dapat menjalankan mesin secara mandiri dengan optimal, tanpa kendala di lapangan.
Dengan pendekatan end-to-end seperti ini, mulai dari pengiriman hingga edukasi pengguna, kami memastikan bahwa mesin pengolah kompos bukan hanya sampai di lokasi, tapi juga langsung berfungsi dan memberi manfaat nyata sejak hari pertama.
Respons Positif dari PT TWC Prambanan
Setelah mesin pengolah kompos terpasang dan beroperasi di lingkungan kerja PT TWC Prambanan, respons yang kami terima sangat positif. Tim pengelola menyambut baik kehadiran mesin ini sebagai langkah konkret dalam pengelolaan sampah organik yang lebih terstruktur dan berkelanjutan.
“Mesin dari Futake ini dibutuhkan sekali untuk mengolah ranting-ranting dan daun-daun di taman wisata dan ke depannya, sisa-sisa pruning tidak menumpuk.”
— Bambang Wartono, perwakilan TWC Prambanan untuk sampah di tempat wisata
PT TWC berharap, penggunaan mesin ini bisa menjadi langkah awal menuju sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan mandiri. Terutama karena sampah sisa pruning tidak bisa ‘dibuang’ keluar dan harus dikelola dengan baik.
Manfaat Nyata Mesin Pengolah Kompos Bagi Tempat Wisata
Penggunaan mesin pengolah kompos di tempat wisata seperti Candi Prambanan bukan hanya soal efisiensi, tapi juga soal citra dan keberlanjutan. Berikut manfaat riil yang dirasakan dan relevan bagi tempat wisata lain:
1. Mengurangi Sampah Organik Secara Signifikan
Limbah organik yang biasanya hanya dibuang kini bisa diolah menjadi pupuk. Ini mengurangi volume sampah dan memperpanjang usia tempat pembuangan akhir (TPA).
2. Efisiensi Biaya Pengelolaan Limbah
Dengan mengelola sendiri sampah organik, tempat wisata bisa menghemat biaya transportasi, pembuangan, dan pembelian pupuk untuk taman.
3. Mendukung Branding Tempat Wisata yang Peduli Lingkungan
Di era wisata hijau, pengunjung semakin peduli dengan nilai keberlanjutan. Mesin pengolah kompos bisa menjadi salah satu daya tarik edukatif dan bukti nyata bahwa tempat wisata Anda punya kepedulian terhadap lingkungan.
Futake Indonesia Siap Dukung Pengolahan Sampah Organik Anda
Mengelola sampah organik bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan—terutama bagi tempat wisata yang ingin tampil lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Jika PT TWC Prambanan sudah memulainya, kenapa tempat Anda belum? Mesin pengolah kompos dari Futake Indonesia siap membantu Anda mengubah sampah jadi solusi: lebih efisien, ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis.
Tertarik mencoba?
Segera hubungi tim kami untuk konsultasi gratis, jadwal demo, atau langsung pesan mesin sesuai kebutuhan tempat Anda. Klik tombol di bawah ini, dan mulai langkah hijau Anda hari ini.
Solusi Pengolahan Kompos Skala Besar yang Efektif Ubah limbah organik jadi kompos berkualitas dengan cepat dan bersih
Kunjungan Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang Kota Balikpapan ke Futake Indonesia
Read MoreAlamat Futake Indonesia: Lokasi dan Fasilitas Pesan Langsung
Read MoreKajian Superiman: Muamalah dalam Hubungan Kerja Antar Karyawan
Read More